Jumat, 26 Februari 2010

Jack si Pemalas

Jack si Pemalas
Pada suatu masa, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Jack dan hidup bersama dengan ibunya. Mereka sangatlah miskin dan ibunya yang sudah tua itu menghidupi mereka dengan berkerja sebagai penenun, tetapi Jack sendiri adalah anak yang sangat malas dan tidak pernah mau melakukan apapun selain berjemur di matahari pada hari yang panas, dan duduk di sudut rumah saat musim dingin. Sehingga dia dipanggil Jack si Pemalas. Ibunya sendiri tidak pernah dapat membuat Jack melakukan sesuatu untuknya, dan akhirnya suatu hari da berkata kepada Jack, bahwa apabila dia tidak mulai bekerja dan menghidupi dirinya sendiri, ibunya itu tidak akan memperdulikan dia lagi.
Hal ini merisaukan Jack, dan dia lalu keluar rumah mencari pekerjaan pada hari berikutnya di tetangganya yang petani dan berhasil mendapatkan satu penny (mata uang Inggris); tetapi karena selama ini dia tidak pernah pulang kerumah sambil memegang uang, dia kehilangan uangnya ketika melewati sebuah sungai.
"Anak bodoh," kata ibunya, "kamu seharusnya menaruh uangmu di kantong."
"Saya akan melakukannya lain kali," kata Jack si Pemalas.
Hari berikutnya, Jack kembali keluar untuk bekerja pada seorang pembuat roti yang tidak memberinya apa-apa kecuali seekor kucing yang besar. Jack lalu mengambil kucing tersebut, dan membawanya dengan hati-hati di tangannya, tetapi kucing tersebut mencakar tangannya sehingga dia harus melepaskan kucing tersebut yang kemudian lari menghilang.
Ketika dia pulang kerumah, ibunya berkata kepadanya, "Kamu anak yang bodoh, seharusnya kamu mengikatnya dengan tali dan menariknya untuk mengikutimu."
"Saya akan melakukannya lain kali," kata Jack.
Pada hari berikutnya, Jack keluar dan bekerja pada seorang penjagal, yang memberikan dia hadiah berupa daging domba yang besar. Jack mengambil daging domba tersebut, mengikatnya dengan tali, dan menyeretnya di tanah sepanjang jalan, sehingga ketika dia tiba dirumah, daging domba tersebut telah rusak sama sekali. Ibunya kali ini tidak berkata apa apa kepadanya, dan pada hari minggu, ibunya mengharuskan dia membawa pulang kubis untuk dimasak nanti.
"Kamu harus membawanya pulang dan memanggulnya di pundakmu."
"Saya akan melakukannya di lain waktu," kata Jack.
Pada hari senin, Jack si Pemalas bekerja pada seorang penjaga ternak, yang memberikan dia seekor keledai sebagai upahnya.Walaupun Jack sangat kuat, dia masih merasa

Parlemen Jerman Setuju Menambah Pasukan

Parlemen Jerman Setuju Menambah Pasukan

BERLIN - Parlemen Jerman pada Jumat (26/2/2010) setuju menambah jumlah pasukannya di Afghanistan 850 personil dan memperpanjang misi mereka selama satu tahun.

Jerman kini memiliki 4.500 tentara. Pasukan ini akan diperkuat dengan 500 tentara reguler dan 350 personil cadangan yang akan dipersiapkan.

Misi itu, yang menurut jajak pendapat tidak populer di negara itu justru mendapat dukungan luas parlemen. Pihak oposisi berhaluan kiri tengah Partai Demokrat Sosial mendukung rancangan undang-undang itu.

Para anggota parlemen menghasilkan 429 suara setuju dan 111 suara menentang dan 46 suara abstain. Partai berhaluan kiri itu sempat membuat keributan di gedung parlemen.

Mereka membawa plakat dengan nama orang yang tewas dalam pengeboman NATO yang diperintahkan oleh seorang perwira Jerman September lalu, sebelum dikeluarkan dari sidang itu.

Mereka sebelumnya tidak diperkenankan ikut dalam pemungutan suara itu tetapi akhirnya diizinkan masuk kembali untuk memberikan suara mereka.

Jerman juga berniat akan menambah bantuan 50 juta euro atau 68 juta dolar untuk jangka waktu lima tahun untuk dana internasional 500 juta dolar yang diusulkan Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk membujuk gerilyawan meletakkan senjata-senjata mereka dengan imbalan pekerjaan dan uang.

Selain itu Jerman juga meningkatkan bantuan pembangunan hampir dua kali lipat menjadi 430 juta euro untuk jangka waktu 2010-2013.

Berlin akan mulai menarik pasukannya pada tahun 2011 tetapi menolak menyebut tanggal pasti. Mandat baru yang disetujui Jumat itu berlaku sampai akhir Februari tahun depan.

Pasukan Jerman sekarang merupakan kontingen terbesar ketiga dalam pasukan internasional berkekuatan 110.000 personil di bawah Amerika Serikat dan Inggris.

Keputusan itu dibuat saat para pembom bunuh diri Taliban menyerang wisma-wisma tamu pribadi di tengah kota Kabul, yang menewaskan 16 orang termasuk warga asing.

Presiden SBY Serukan Penyelamatan Bumi

NUSA DUA Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika membuka 11th Special Session of the Governing Council, Rabu (24/2/2010) di Nusa Dua, Bali, menyerukan penyelamatan bumi di hadapan lebih dari 30 menteri lingkungan dan sekitar 1.000 peserta yang datang dari 130 negara.

Presiden mengatakan, pertemuan yang berlangsung pada tanggal 24-26 Februari 2010 ini memiliki nilai strategis dan diharapkan mampu menjawab persoalan kerusakan lingkungan yang kian mengkhawatirkan. "Semoga pertemuan ini mampu memperbarui semangat untuk memelihara dan menjaga planet kita demi anak cucu," ujar Presiden.

Selain itu, Presiden mengatakan, melalui tema acara ini, "Environment in the Multilateral", sebuah kerja sama internasional diharapkan dapat digalang demi mencari solusi yang tepat bagi pembangunan yang berkelanjutan.

Presiden kemudian menjelaskan situasi terkini soal lingkungan hidup. Dikatakannya, dalam 12 tahun terakhir ini terjadi kenaikan suhu tertinggi sejak tahun 1850. Kenaikan suhu ini menyebabkan permukaan air laut meningkat. "Kenaikan ini berdampak negatif bagi jutaan orang yang hidup di bumi ini," ujar Presiden.

Saat ini, keanekaragaman flora dan fauna dunia juga terancam. Puluhan ribu spesies terancam hilang tak berbekas pada akhir abad ini. Presiden juga mengaku prihatin terhadap eksploitasi yang terjadi di laut. Eksploitasi ini dinilai mengganggu ekosistem dan mengurangi nilai ekonomi laut. Pada tahun 2008 lalu, nilai ekonomi laut yang hilang karena eksploitasi yang berlebihan mencapai 50 miliar dollar AS.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan Bangsa Indonesia[2]. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia adalah bahasa kerja (working language).
Dari sudut pandang linguistika, Bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Namun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media elektronika, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,[3] sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[4] Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.[5]
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah".
Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
• 'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
• 'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
• 'oe' menjadi 'u' : oemoem -> umum
• 'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
• 'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
• 'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
• 'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
• awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Berikut adalah fonem dari bahasa indonesia mutakhir
Vokal
Depan Madya Belakang
Tertutup iː uː
Tengah e ə o
Hampir Terbuka (ɛ) (ɔ)
Terbuka a
Bahasa Indonesia juga mempunyai diftong /ai/, /au/, dan /oi/. Namun, di dalam suku kata tertutup seperti air kedua vokal tidak diucapkan sebagai diftong
Konsonan
Bibir Gigi Langit2
keras Langit2
lunak Celah
suara
Sengau m n ɲ ŋ
Letup p b t d c ɟ k g ʔ
Desis (f) s (z) (ç) (x) h
Getar/Sisi l r
Hampiran w j
• Vokal di dalam tanda kurung adalah alofon sedangkan konsonan di dalam tanda kurung adalah fonem pinjaman dan hanya muncul di dalam kata serapan.
• /k/, /p/, dan /t/ tidak diaspirasikan
• /t/ dan /d/ adalah konsonan gigi bukan konsonan rongga gigi seperti di dalam bahasa Inggris.
• /k/ pada akhir suku kata menjadi konsonan letup celah suara
• Penekanan ditempatkan pada suku kata kedua dari terakhir dari kata akar. Namun apabila suku kata ini mengandung pepet maka penekanan pindah ke suku kata terakhir.
Tata bahasa
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak menggunakan kata bergender. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk memerinci sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.
Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.
Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.

Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti, sesuai dengan kaidah ejaan (EYD), pungtuasi, istilah, dan tata bahasa)

Pemakaian kata dan kalimat Bahasa Indonesia harus lah mudah dimengerti, memenuhi unsur penting kalimat ( , menggunakan kata yang tepat dan serasi, rasional, efisien, tidak ambigu (tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan)

Contoh :

jika kita melarang seorang seorang perokok untuk tidak merokok, “Hey tolong jangan merokok di sini karena disini bukan tempat untuk merokok” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku,bila singkatnya seperti ini “Janganmerokok sembarangan”

Apakah Anda bersedia untuk membawakan barang saya dan berapa biayanya ? (bawa barang berapa biayanya)

Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu.

Fungsi Bahasa indonesia sebagai alat komunikasi

Pada dasarnya kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, didalamnya terkandung kalimat dan bahasa yang tidak hanya baku, tetapi juga memakai kata sendiri (dibuat sebagian rupa supaya bisa disingkat dan hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya) tergantung dimana, kapan dan kepada siapa kita memakai bahasa tersebut. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif” yang hanya sebagian orang yang tahu.Misalnya kata tuna rungu hanya diketahui oleh orang-orang yang berpendidikan,sedangkan orang pada umumnya hanya mengetahui dengan kata budek atau tli yang menurut saya kurang sopan.

bahasa yang di singkat biasanya di pergunakan untuk berkomunikasi dengan sesama atau seumuran, atau kalangan-kalangan yang memang memerlukannya, contoh : saat perang

contoh kata :

PNS – Pegawai Negeri Sipil

BCA – Bank Central Asia